Lectio Divina || Tuhan Mencintai Orang Berdosa

Meskipun secara sosial, si Lewi dianggap sebagai pendosa, namun Yesus tetap memilih dan memanggilnya untuk menjadi murid-Nya. Yesus mencintai dan mendekati para pendosa, yang ditandai “makan bersama” dengan mereka.

Lectio Divina

SALSA (SApaan Lembut Sabda Allah)

Sabtu, 8 Maret 2025

Bac. I: Yes 58: 9b–14      

Mzm Tanggapan: “Tunjukanlah kepadaku jalan-Mu, ya Tuhan, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu”

Injil: Luk 5: 27-32

Sapaan lembut Sabda Allah hari ini mengundang kita untuk menyadari kerahiman Tuhan terhadap orang yang berdosa. Dalam bacaan Injil dinarasikan panggilan Yesus terhadap Lewi, si pemungut cukai. Meskipun secara sosial, si Lewi dianggap sebagai pendosa, namun Yesus tetap memilih dan memanggilnya untuk menjadi murid-Nya. Yesus mencintai dan mendekati para pendosa, yang ditandai “makan bersama” dengan mereka.

Sikap Yesus ini dikecam oleh orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, yang selalu merasa diri paling benar dan suci dan suka merendahkan dan menghakimi orang lain. Kecaman mereka ini direspon oleh Yesus secara jelas dan tegas: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa”.

Beberapa pesan inspiratif dari Firman Tuhan hari ini: Pertama, kita patut bersyukur atas kasih dan kerahiman Tuhan yang tanpa syarat. Meskipun kita berdosa, Tuhan tetap mendekati dan mencintai kita secara tulus. Kesadaran akan kerahiman dan belaskasih Tuhan ini hendaknya mendorong kita untuk bertobat dan percaya kepada-Nya.

Kedua, salah satu sikap yang menghambat pertobatan adalah merasa diri paling benar. Sikap ini membuat kita menutup pintu hati terhadap kerahiman dan belaskasih Tuhan, serta cenderung merendahkan dan menghakimi orang lain.

Ketiga, hendaknya kita meneladani sikap Yesus ini dalam relasi dengan orang lain. Belajar untuk bersikap belaskasih dan mengampuni kelemahan dan kesalahan sesama. Bukan sebaliknya, merasa diri paling benar dan cenderung menjauhi, merendahkan dan menghakimi kelemahan dan kesalahan orang lain.

Semoga rahmat Tuhan mendorong kita di masa Prapaskah ini agar selalu menyadari kerahiman dan kasih Tuhan dan menggerakan kita untuk membuka diri kepada rahmat pertobatan, amin. (John,cmf)

 

AGENDA
LINK TERKAIT