Jadi, di satu sisi, ada undangan untuk beristirahat, dan di sisi lain, belas kasihan Yesus kepada orang banyak. Sangatlah indah untuk berhenti sejenak dan merenungkan belas kasih Yesus. Hal ini mungkin terlihat seperti dua hal yang tidak sejalan, namun sebenarnya keduanya berjalan bersamaan: beristirahat dan berbelas kasih.
Kita tidak memberitakan Injil sendirian, tidak: Injil diberitakan bersama-sama, sebagai sebuah komunitas, dan untuk melakukan hal ini, penting untuk mengetahui bagaimana menjaga ketenangan: untuk mengetahui bagaimana menjadi sadar dalam menggunakan segala sesuatu, berbagi sumber daya, kemampuan dan karunia, dan tidak melakukan hal yang tidak perlu.
Yesus membiarkan diri-Nya disentuh dan tidak takut untuk menyentuh. Bahkan sebelum Dia melakukan penyembuhan fisik, Dia menantang kepercayaan agama yang salah bahwa Tuhan memisahkan yang murni, menempatkan yang murni di satu sisi, dan yang najis di sisi lain. Sebaliknya, Tuhan tidak membuat pemisahan semacam ini, karena kita semua adalah anak-anak-Nya.
Oleh karena itu, misi yang dipercayakan Yesus kepada Petrus bukanlah misi untuk menutup pintu-pintu rumah, mengizinkan masuk hanya untuk beberapa tamu terpilih, tetapi untuk membantu setiap orang menemukan jalan untuk masuk, dalam kesetiaan kepada Injil Yesus.
Dia tidak meninggalkan mereka sendirian; Dia tetap bersama mereka di atas perahu, dengan tenang; bahkan Dia tidur. Dan ketika badai menerjang, Dia meyakinkan mereka dengan kehadiran-Nya, Dia mendorong mereka, Dia memotivasi mereka untuk memiliki lebih banyak iman dan menemani mereka melewati bahaya.
Tuhan terus merawat kita, dengan keyakinan seorang Bapa, tetapi Dia memberi kita waktu - Tuhan bersabar - sehingga benih-benih itu terbuka, bertumbuh dan berkembang hingga menghasilkan buah-buah perbuatan baik.