Lectio Divina || Setia dalam Pencobaan

Masa Prapaskah merupakan gladi rohani untuk memperkuat daya tahan kita sehingga di kemudian hari kita berani memberikan perlawanan dan tampil sebagai pemenang seperti dialami oleh Yesus, Sang Guru.

Lectio Divina

SETIA DALAM PENCOBAAN

INSAN, Minggu Prapaskah I, 9 Maret 2025

P. John Jeramu, cmf

 

1. PENGANTAR

Para Sahabat INSAN Terkasih. Salve dan Salam Sejahtera untukmu semua.

Di momen yang berahmat ini, izinkanlah saya mensharingkan Intisari dan Pesan Sabda Allah dari Bacaan Injil Hari Minggu 9 Maret 2025, Hari Minggu Prapaskah I. Teks Injil yang kita refleksikan adalah Lukas 4: 1-13, Kisah tentang Pencobaan Yesus di Padang Gurun. Tema sentral yang akan kita renungkan bersama dari Sapaan Sabda Allah Minggu ini adalah “Kesetian dan keteguhan iman dalam menghadapi aneka pencobaan dalam ziarah hidup kita”.

 

2. INTISARI INJIL

Saudara-i Terkasih! Ada dua intisari yang bisa kita refleksikan dari Kisah Pencobaan Yesus di Padang Gurun.

Pertama, situasi Padang Gurun. TKP (Tempat Kejadian Perkara) di mana Yesus dicobai oleh iblis adalah Padang Gurung. Dalam Kitab Suci, padang gurun merupakan tempat di mana Tuhan hadir dan menemani bangsa Isreal dalam perjalanannya selama 40 tahun menuju Tanah Terjanji. Sebuah tempat yang hening dan sakral, jauh dari keributan dunia, tempat di mana Tuhan berbicara dari hati ke hati dengan manusia, tempat di mana Tuhan berfirman dan menyatakan kehendak-Nya kepada umat Israel.

Namun, di sisi lain, Padang Gurun adalah simbol dari situasi pergumulan dan pencobaan dalam hidup. Padang Gurun adalah situasi krisis dan persimpangan dalam kehidupan, yang menggoda manusia dengan tawaran-tawaran duniawi yang menggiurkan. Demikian juga dialami oleh Yesus. Selama 40 hari Ia berpuasa di Padang Gurun, mengalami keheningan dan keintiman dengan Allah. Namun, di tempat ini juga, Yesus mengalami pencobaan yang luar biasa.

Kedua, kesetian dan keteguhan Yesus menghadapi situasi pencobaan. Sangatlah menarik bahwa meskipun Yesus adalah Anak Allah, namun Ia merasakan dan mengalami keterbatasan dan kelemahan manusia: Ia mengenal lapar, haus dan rasa sakit. Dalam jati diri-Nya sebagai yang ilahi dan manusiawi, Yesus mengalami godaan yang ingin mengaburkan misi-Nya: memperjuangkan Kerajaan Allah.

Namun, berhadapan godaaan kenikmatan (batu menjadi roti), godaan kekuasaan (mengusai seluruh bumi asalkan menyembah iblis), dan godaan ketenaran (menjatuhkan diri dari bubungan Bait Allah), Yesus tetap setia, taat dan berbakti kepada Allah.

Melalui pengalaman pencobaan di Padang Gurun ini, Yesus mau mengajarkan kepada kita jalan atau strategi yang baik dalam menghadapi situasi pencobaan, yakni teguh pada Firman Tuhan dan tekun menyembah-Nya. Inilah yang menjadi kunci dan kekuatan bagi Yesus dalam mengalahkan setiap godaan sepanjang hidup-Nya. Ketaatan pada Sabda Tuhan dan keteguhan iman menjadi senjata spiritual yang memenangkannya dalam setiap pergumulan hidup-Nya.

 

3. PESAN

Para Sahabat INSAN terkasih! Ada beberapa pesan inspiratif yang bisa kita refleksikan dari narasi Injil hari ini, yang membantu kita untuk memaknai dan menghidupi secara baik perjalanan spiritual kita di Masa Prapaskah ini:

Pesan Pertama, membiarkan diri kita dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun kehidupan. Masa Prapaskah adalah momen retreat agung, di mana kita masuk dalam keheningan, berhenti sejenak dari aneka kesibukan dan hiruk-pikuk dunia ini. Selama 40 hari Masa Prapaskah ini kita membiarkan diri dituntun oleh Roh Kudus untuk masuk ke dalam padang gurun spiritual, membangun keakraban dengan Tuhan, semakin membuka hati untuk mendengarkan dan mengimani Firman-Nya.

Masa Prapaskah menjadi kesempatan bagi kita untuk menutrisi dan menguatkan iman, harapan dan kasih kepada Tuhan, sehingga memampukan kita untuk mengatasi setiap pergumulan dan pencobaan dalam ziarah hidup kita. Singkatnya, Masa Prapaskah menjadi kesempatan bagi kita untuk membiarkan diri “digendong oleh Roh Kudus”, bukan sebaliknya, “digendong dan dikuasai oleh Iblis”.  

Pesan kedua, menyadari pencobaan-pencobaan dalam hidup kita. Dunia modern dimana kita sedang hidup ini ibaratnya sebuah situasi padang gurun dimana kita mengalami aneka pencobaan dan pergumulan, sebagaimana yang dialami Yesus.

Ketiga godaan yang dialami Yesus di Padang Gurun merupakan juga godaan dalam kehidupan kita setiap hari. Betapa kita sering tergoda dan tergiur dengan tawaran kenikmatan, kekuasaan dan ketenaran. Ketiga godaan ini kerapkali membuat kita jatuh dalam dosa. Hasrat akan kenikmatan-kesenangan, kekuasaan dan ketenaran acapkali membelenggu dan memperbudak hidup kita. Ketiga godaan ini membuat kita tidak berdaya, dan merusak relasi kita dengan Tuhan dan sesama. Bahkan, ketiga godaan ini sering menjadi sumber pertengkaran, permusuhan dan konflik dalam kehidupan bersama; melemahkan persaudaraan, kebahagian dan sukacita dalam ziarah hidup kita. 

Pesan ketiga, belajar untuk setia dalam pencobaan. Secara manusiawi, kita menyadari bahwa tidaklah mudah untuk mengatasi godaan kenikmatan, kekuasaan dan ketenaran dalam hidup kita di dunia modern ini. Namun, sebagai pengikut Kristus kita dituntut untuk belajar dan berusaha meneladani dan menyerupai Yesus dalam mengatasi setiap pencobaan dan pergumulan dalam hidup kita. Ketika kita dicobai, kita jatuh, dikalahkan oleh si penggoda, si iblis, dan berbuat dosa. Hal ini terjadi, antara lain, karena kita tidak menggunakan perlengkapan senjata Allah, yakni Firman-Nya.

Sadar akan kelemahan ini, Masa Prapaskah merupakan gladi rohani untuk memperkuat daya tahan kita sehingga di kemudian hari kita berani memberikan perlawanan dan tampil sebagai pemenang seperti dialami oleh Yesus, Sang Guru. Selain itu, Masa Prapaskah juga merupakan Masa Tobat, masa untuk berbalik kepada Tuhan, mengandalkan Tuhan dan kuasa-Nya dan bukan mengandalkan diri sendiri yang adalah pribadi yang lemah dan rapuh.

 

4. PENUTUP

Saudara-i Yang Terkasih! Marilah kita mohon rahmat Tuhan agar Masa Prapaskah menjadi sebuah padang gurun spiritul bagi kita, kesempatan untuk mengakrabkan diri dengan Tuhan dan menutrisi hidup kita dengan kekuatan Sabda-Nya. Semoga kita menjadi peziarah iman dan harapan yang terus berjuang untuk merebut mahkota dengan kemenangan setiap kali menghadapi pencobaan di dunia ini. Semoga Tuhan selalu menemani dan memberkati hidup kita, amin.

AGENDA
LINK TERKAIT