Hukum kasih yang diajarkan Yesus ini merupakan hukum dasar yang dari padanya semua hukum bergantung. Ia harus menjadi semangat dasar dalam menjalankan hukum-hukum yang lainnya.
SALSA (SApaan Lembut Sabda Allah)
Jumat, 28 Maret 2025
Bac.
I: Hos 14:2-10
Mzm
Tanggapan: “Akulah Tuhan Allahmu, dengarkanlah suara-Ku”
Injil: Mrk 12:28b-34
Sapaan
Lembut Sabda Allah hari ini mengundang kita untuk semakin mencintai Tuhan dan
sesama. Yesus dalam kisah Injil hari ini dicobai oleh orang-orang Farisi dengan
pertanyaan: “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?”. Jawaban
Yesus menunjukkan bahwa Ia menekankan hakikat dasar hukum. Mengasihi Allah dan
mengasihi sesama adalah hukum yang pertama dan terutama. Karena itu semua hukum
yang lain mengacu pada hukum ini.
Hukum
kasih yang diajarkan Yesus ini merupakan hukum dasar yang dari padanya semua
hukum bergantung. Ia harus menjadi semangat dasar dalam menjalankan hukum-hukum
yang lainnya. Namun bagi Yesus bukan menghafal definisi dan rumus-rumus hukum
itu, tetapi terlebih adalah bagaimana menghayati hukum itu dan membangun sikap
cinta kepada Allah dan sesama.
Beberapa
pesan inspiratif dari Sapaan Sabda Allah hari ini:
Pertama, kiranya Tuhan harus mendapat tempat utama dan di atas segala-galanya
dalam hidup kita, sebab Dia lebih dahulu mencintai kita; dan sekaligus ungkapan
cinta itu terwujud juga dalam cinta kita terhadap sesama. Mengasihi Tuhan dan
mengasihi sesama harus sejalan dan tidak bisa dipertentangkan.
Kedua, tuntutan mengasihi Tuhan dan sesama bagi kita sebagai pengikut Kristus
memang tidak mudah. Karena kita sering jatuh dalam cinta diri, dalam
kesombongan dan ketidakpedulian kita baik kepada Tuhan maupun kepada sesama.
Pengalaman hidup harian kita sering membuktikan bahwa betapa dalam situasi
tertentu kita tidak mampu mengasihi Allah dan sesama dengan sungguh dan sepenuh
hati.
Ketiga, kita belajar dari Yesus yang mencintai Tuhan dan mencintai sesama tanpa
batas. Ia bahkan merelakan diri, mengorbankan hidup-Nya dan menanggung derita,
mati di salib bagi keselamatan manusia hanya karena Ia sungguh sangat mencintai
Bapa-Nya dan mencinta kita manusia. Ia mencintai dengan dan melalui
penderitaan-Nya, sampai sehabis-habisnya. Maka, hendaknya kasih kita tidak
sebatas kata-kata indah, tetapi terwujud dalam tindakan kasih yang nyata
terhadap sesama kita.
Semoga rahmat Tuhan membantu kita untuk terus belajar dan bertumbuh dalam mengasihi Tuhan dan sesama secara tulus dan sepenuh hati, amin. (John,cmf)