Lectio Divina || Maukah Engkau Sembuh?

Tuhan tidak memaksa, Ia menghargai kehendak bebas kita. Kadang luka kita bertahan lama karena kita sendiri belum sungguh ingin disembuhkan.

Lectio Divina

SALSA (SApaan Lembut Sabda Allah)

Selasa, 1 April 2025

 

Bac. I: Yeh 47:1-9.12

Mzm Tanggapan: “Tuhan penjaga, dan benteng perkasa, dalam lindungan-Nya aman sentosa”

Injil: Luk 5:1-3a. 5-16

Sapaan lembut Sabda Allah hari mengundang kita untuk senantiasa berpasrah dan percaya pada pertolongan Tuhan. Dalam bacaan Injil dikisahkan tentang seorang pria yang sakit lumpuh selama 38 tahun dan menantikan bertahun-tahun adanya mujizat penyembuhan di kolam Betesda. Ia mungkin sudah bosan, lelah dan putus asa karena mujizat tak kunjung datang.

Namun, perjumpaan singkat dengan Yesus membawa kesembuhan dan sukacita baginya. Ketika Yesus bertanya kepadanya: “Maukah engkau sembuh?”, ia awalnya sangat ragu dan pesimistis: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu, apabila airnya mulai goncang; dan sementara aku sendiri menuju kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku”.

Penderitaan yang berkepanjangan dan sakit yang tak kunjung sembuh membuatnya kehilangan harapan. Namun, mujizat kesembuhan terjadi ketika ia mengikuti dan menaati perintah Yesus: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah”. Kerinduaan berahun-tahun untuk sembuh akhirnya diperolehnya seketika saat berjumpa dengan Tuhan Yesus.

Ada beberapa pesan inspiratif dari Sapaan Sabda Allah hari ini:

Pertama, Tuhan Yesus menghargai kehendak bebas kita: “Maukah engkau sembuh?” Pertanyaan ini menyentuh, karena Yesus tidak langsung menyembuhkan, tetapi memberi ruang bagi orang sakit itu untuk menyatakan keinginannya. Tuhan tidak memaksa, Ia menghargai kehendak bebas kita. Kadang luka kita bertahan lama karena kita sendiri belum sungguh ingin disembuhkan.

Kedua, kita perlu percaya dan yakin akan perkataan dan tindakan Tuhan dalam hidup kita. Seandainya saat ini kita sedang mengalami “situasi sakit” yang melumpuhkan hidup kita, maka kita perlu merenungkan dan mengamini kata-kata Yesus ini: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah”. Iman dan kepasrahan total kepada Tuhan membantu kita keluar atau move on dari segala persoalan yang membebani hidup kita.

Ketiga, pengalaman ditolong dan dikasihi oleh Tuhan hendaknya mendorong kita untuk membangun sikap hidup yang lebih baik. Komitmen untuk terus berbuat kebaikan adalah ungkapan syukur dan terima kasih kita atas pertolongan dan kasih Tuhan dalam ziarah hidup kita.

Semoga Rahmat Tuhan memampukan kita untuk semakin percaya dan pasrah pada pertolongan dan tindakan Tuhan dalam setiap pergumulan dan perjuangan hidup kita, Amin. (John,cmf)

AGENDA
LINK TERKAIT