Lectio Divina || Jangan 'Mati Rasa'

Satu-satunya alasan ia masuk neraka karena ia tidak peduli dan solider dengan penderitaan Lazarus. Sikap “mati rasa” terhadap sesama adalah jalan kepada kematian kekal.

Lectio Divina

SALSA (SApaan Lembut Sabda Allah)

Kamis, 20 Maret 2025

Bac. I: Yer. 17:5-10     

Mzm Tanggapan: “Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku”

Injil: Luk. 16:19-31

Sapaan lembut Sabda Allah hari ini mengajak kita agar “jangan mati rasa”, melainkan perlu “ada rasa” peduli dan solider dengan sesama yang menderita. Demikian dikisahkan dalam bacaan Injil tentang Perumpamaan Seorang kaya dan Lazarus yang miskin. Ada perbedaan nasib hidup keduanya. Selama masih hidup di dunia, orang kaya itu hidup dalam kemewahan, sedangkan Lazarus hidup menderita dan kelaparan. Si kaya “mati rasa”, masa bodoh dan tidak peduli dengan situasi Lazarus yang menderita di dekat pintu rumahnya.

Namun, situasi terbalik di saat keduanya mati: orang kaya itu menderita dalam siksaan api neraka, sedangkan Lazarus hidup bahagia di pangkuan Abraham dalam surga. Mengapa orang kaya itu masuk neraka? Ia masuk neraka bukan karena ia melakukan kejahatan, melanggar aturan, atau malas berdoa. Satu-satunya alasan ia masuk neraka karena ia tidak peduli dan solider dengan penderitaan Lazarus. Sikap “mati rasa” terhadap sesama adalah jalan kepada kematian kekal.

Beberapa pesan inspiratif dari Sapaan Lembut Sabda Allah hari ini:

Pertama, kita diingatkan bahwa sikap “mati rasa”, ketidakpedulian terhadap sesama yang menderita adalah jalan yang membawa kita kepada kematian kekal.

Kedua, kita disadarkan bahwa jalan ke surga itu tidak cukup hanya dengan rajin berdoa, taat pada aturan atau tidak berbuat jahat, melainkan terutama harus “berbuat baik”, peduli dan solider untuk berbagi dan menolong sesama yang menderita.

Ketiga, kita diingatkan bahwa surga dan neraka itu ditentukan oleh sejauh mana kita bersolider dan berbelarasa dengan sesama dalam ziarah hidup di dunia ini. Masa Prapaskah ini adalah kesempatan yang baik bagi kita untuk semakin bersedekah, berbuat baik dan menolong sesama, sebagai “tabungan” “investasi” hidup di masa depan.

Semoga rahmat Tuhan memampukan kita untuk semakin solider dan berbelarasa dengan mereka yang menderita di sekitar kita, amin (John,cmf).

AGENDA
LINK TERKAIT