Lectio Divina || Bertobat: Berubah dan Berbuah

Selagi masih ada kesempatan, marilah kita berusaha untuk berkomitmen mengelola, merawat dan membaharui hidup kita secara lebih baik.

Lectio Divina

BERTOBAT: BERUBAH DAN BERBUAH

INSAN, Minggu Prapaskah III, 23 Maret 2025

P. John Jeramu, cmf

 

1. PENGANTAR

Para Sahabat INSAN Terkasih. Salve dan Selamat memasuki Minggu Prapaskah Ketiga bagi kita semua. Di momen yang berahmat ini, izinkanlah saya untuk berbagi remah-remah Sabda Allah dari Bacaan Injil Hari Minggu 23 Maret 2025, Hari Minggu Prapaskah ke-III. Narasi Injil yang direnungkan adalah Lukas 13:1-9, Perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Tema sentral yang akan kita refleksikan bersama dari Sapaan Sabda Allah Minggu ini adalah “Pertobatan sebagai Jalan Pembaharuan Hidup dan Keselamatan”.

2. INTISARI INJIL

Saudara-i Terkasih! Sapaan Sabda Allah hari ini mengundang kita untuk menyadari, menyesali kedosaan kita, dan membaharui diri atau bertobat sehingga hidup kita semakin bertumbuh, berkembang dan menghasilkan buah berlimpah. Ada tiga intisari yang bisa kita refleksikan dari narasi Injil hari ini: pertama, dosa dan penderitaan; kedua, dosa dan kemandulan hidup; dan ketiga, pertobatan dan pembaharuan hidup.

Pertama, dosa dan penderitaan. Pada bagian pertama Injil hari ini, Yesus menegaskan bahwa segala bencana bukan merupakan hukuman, namun isyarat bahwa orang hendaknya senantiasa mengarahkan hidup kepada Allah dengan terus-menerus melakukan pertobatan: “Jika kamu tidak bertobat, kamu pun akan binasa dengan cara demikian” (Luk 13:5). Dosa pada hakekatnya menyebabkan penderitaan, melukai dan menyakiti diri sendiri dan orang lain.

Kedua, dosa dan kemandulan hidup. Pada bagian kedua Injil, Yesus menceritakan sebuah perumpamaan tentang pohon ara yang tidak menghasilkan buah. Pemilik kebun anggur merasa kecewa dan marah karena sudah tiga tahun pohon ara itu tidak menghasilkan buah sama sekali: “tebanglah pohon ara ini! Untuk apa pohon ini hidup di tanah ini dengan percuma!” (Luk 13:7). Dosa kerapkali menyebabkan seseorang mengalami kemandulan dalam hidup, tidak mampu menghasilkan buah yang berlimpah, dan membuat hidup tidak produktif dan bermakna bagi orang lain. Selain itu, dosa sesungguhnya dapat melemahkan seseorang untuk menghayati kebaikan dan cinta kasih dan membuat Tuhan kecewa dan menyesal karena ia tidak mampu membalas kebaikan dan kasih-Nya.

Ketiga, pertobatan dan pembaharuan hidup. Pada bagian terahkir Injil, pengurus kebun meminta kesabaran Sang Pemilik kebun anggur untuk memberi kesempatan sekali lagi: “Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia” (Luk 13:8-9). Manusia seharusnya bersyukur karena Tuhan itu panjang sabar dan murah hati yang selalu memberi kesempatan untuk membaharui diri dan bertobat. Kesabaran dan kemurahan hati ini kiranya mendorong manusia untuk lebih tekun dan serius “mencangkul”dan “memupuk” dirinya agar bisa menghasilkan buah yang berlimpah, hidup yang bermanfaat dan berdampak positif bagi orang lain.

3. PESAN

Para Sahabat INSAN terkasih! Ada beberapa pesan inspiratif yang bisa kita refleksikan dari narasi Injil hari ini, yang membantu kita untuk memaknai dan menghidupi semangat pertobatan di Masa Prapaskah ini:

Pesan Pertama, kita menyadari bahwa hidup kita seringkali tidak menghasilkan buah-buah kebaikan dan kasih karena kita cenderung menutup hati untuk membaharui diri dan bertobat. Kelemahan, ketidaksetian dan dosa seringkali menghalangi dan menghambat kita untuk berproses, bertumbuh dan menghasilkan buah-buah kebaikan dan kegembiraan; kenyamanan dosa seringkali menyebabkan hidup kita menjadi mandul, sia-sia, dan tidak berdampak positif baik bagi diri kita maupun bagi orang lain di sekitar kita.

Selain itu, dosa sebenarnya kerapkali membawa penderitaan, melukai dan merugikan diri kita sendiri dan sesama. Dosa seringkali membuat kita cenderung untuk mencari kepentingan dan kesenangan pribadi, kurang peduli dengan kepentingan dan kebutuhan orang lain. Sekecil apapun kesalahan yang kita lakukan akan membawa kesedihan, kecewa dan rasa sakit, serta menghilangkan kebahagian dan sukacita dalam kehidupan keluarga dan komunitas kita. Bahkan, dosa membuat kita tidak mampu mensyukuri dan membalas cinta-kebaikan Tuhan-sesama (keluarga, komunitas) dalam hidup kita. Singkatnya, dosa menyebabkan kita, seperti pepatah mengatakan: “kacang lupa kulit” atau “air susu dibalas dengan air tuba”. Cinta tidak dibalas dengan cinta, tetapi dengan kejahatan atau keburukan.

Pesan Kedua, kita diundang untuk terbuka terhadap rahmat pertobatan, menyadari dan bersyukur atas kesabaran, kemurahan hati dan kerahiman Tuhan yang selalu mengasihi kita tanpa syarat, yang mengampuni kesalahan-dosa kita dan selalu memberi kesempatan bagi kita untuk terus membaharui diri. Pertobatan sebenarnya bukanlah sebuah paksaan atau kewajiban, melainkan sebuah ungkapan terima kasih kita atas kemurahan hati dan kerahiman Tuhan. Seperti yang dikatakan St. Agustinus: “Bertobat berarti kita mampu membalas CINTA (Tuhan) dengan cinta (kita)”. Ada begitu banyak kebaikan dan rahmat yang kita alami dalam hidup ini. Maka, hendaknya pengalaman kebaikan Tuhan dan sesama yang diterima, seharusnya menyadarkan dan mendorong kita untuk membaharui diri dan bertobat, semakin mengasihi Tuhan dan sesama dalam hidup kita.

Pesan Ketiga, Masa Prapaskah adalah kesempatan yang baik bagi kita untuk mulai lebih serius dan tekun merawat, “mencangkul” dan “memupuk” lahan hidup kita, sehingga semakin subur, berkembang dan menghasilkan buah. Hidup kita di dunia ini sangatlah singkat dan sementara saja, maka janganlah kita menunda-nunda untuk terus membaharui diri dan bertobat. Selagi masih ada kesempatan, marilah kita berusaha untuk berkomitmen mengelola, merawat dan membaharui hidup kita secara lebih baik. Maka, ketika tiba “saatnya” nanti, ketika Tuhan datang kembali, Ia dapat menemukan buah-buah kebaikan dari “pohon kehidupan” kita masing-masing.

4. PENUTUP

Saudara-i Yang Terkasih! Semoga Rahmat Tuhan, khusus dalam masa Prapaskah ini, memampukan dan membantu kita untuk senantiasa membaharui diri, berubah dan bertobat, sehingga hidup kita semakin bertumbuh subur, berkembang dan menghasilkan buah yang berlimpah, menjadi berkat dan sukacita bagi sesama di sekitar kita. Semoga Tuhan yang maharahim dan berbelaskasih senantiasa menyertai dan memberkati ziarah hidup kita, amin.

AGENDA
LINK TERKAIT