Rendah hati berarti: tidak merasa diri paling benar, tidak mengusai yang lain, tidak mencari pujian atau penghormatan yang sia-sia, keselarasan antara kata-kata dan perbuatan, melihat sesama sebagai saudara, dan menjadi pelayan bagi orang lain.
SALSA (SApaan Lembut Sabda Allah)
Selasa, 18 Maret 2025
Bac.
I: Yes. 1:10.16-20
Mzm
Tanggapan: “Orang yang jujur hati, akan melihat keselamatan dari Tuhan”
Injil: Mat. 23:1-12
Sapaan
lembut Sabda Allah hari mengundang kita untuk bertumbuh dalam sikap kerendahan
hati. Dalam terang bacaan I, kerendahan hati berarti menyadari kesalahan dan
membuka diri terhadap rahmat pertobatan dan pengampunan dari Tuhan.
Demikian
juga dalam bacaan Injil, Yesus meminta para murid-Nya agar rendah hati dalam
membangun relasi dengan Tuhan dan sesama: “Barangsiapa meninggikan dirinya, ia
akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan dirinya, ia akan ditinggikan”.
Rendah
hati berarti: tidak merasa diri paling benar, tidak mengusai yang lain, tidak
mencari pujian atau penghormatan yang sia-sia, keselarasan antara kata-kata dan
perbuatan, melihat sesama sebagai saudara, dan menjadi pelayan bagi orang lain.
Sapaan
lembut Sabda Allah hari ini menginspirasi kita untuk menghayati kebajikan
kerendahan hati, khususnya dalam ziarah spiritual kita di masa Prapaskah ini.
Pertama, perlu menyadari dan mengakui dengan rendah hati akan kesalahan-dosa
kita, dan memperbarui relasi kita dengan Tuhan dan sesama (bertobat).
Kedua, apapun yang kita lakukan, hendaknya dijalankan dengan motivasi yang
tulus dan rendah hati: bukan mencari pujian dan kepentingan diri, melainkan
demi kemulian Tuhan dan kebaikan sesama. Kerendahan hati mendorong kita untuk
menomorsatukan Tuhan dan sesama, bukannya mengutamakan diri sendiri.
Ketiga, mencintai kebajikan kerendahan hati dan menghindari virus kesombongan
spiritual. St. Agustinus mengatakan: “kesombongan adalah ibu dari segala
kejahatan, dan kerendahan hati adalah ibu dari segala kebajikan”. Sikap
kerendahan hati melahirkan sikap-sikap yang baik dalam hidup kita.
Semoga
Rahmat Tuhan memampukan kita untuk merenungkan dan meneladani kerendahan hati
Yesus, yang rela merendahkan diri-Nya, menderita dan wafat di salib demi
keselamatan kita, Amin (John,cmf).