Hari ini Injil (bdk. Yoh 1:1-18), yang berbicara kepada kita tentang Yesus, Sang Sabda yang berinkarnasi, mengatakan kepada kita bahwa “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya” (Yoh 1:5).
Sesungguhnya, Tuhan datang ke dunia untuk memberikan hidup-Nya kepada kita. Mari kita renungkan hal ini: semua manusia adalah anak, tetapi tidak ada satupun dari kita yang memilih untuk dilahirkan. Sebaliknya, Tuhan memilih untuk dilahirkan bagi kita. Allah yang memilih. Yesus adalah penyataan kasih-Nya yang kekal, yang membawa damai sejahtera ke dalam dunia.
Dalam dirinya, tidak ada yang menentang kehendak-Nya, tidak ada yang menentang kebenaran dan cinta kasih. Inilah berkatnya, yang akan dinyanyikan oleh semua generasi. Marilah kita juga bersukacita karena Bunda Maria telah memberikan kepada kita Yesus, yang adalah keselamatan kita!
Namun, Yesus ingin membebaskan mereka dari kecemasan dan keyakinan yang salah, menunjukkan kepada mereka bagaimana cara untuk tetap terjaga di dalam hati mereka, bagaimana membaca peristiwa-peristiwa dari rencana Allah, yang mengerjakan keselamatan bahkan di dalam peristiwa-peristiwa yang paling dramatis dalam sejarah.
Jadi, di satu sisi, ada undangan untuk beristirahat, dan di sisi lain, belas kasihan Yesus kepada orang banyak. Sangatlah indah untuk berhenti sejenak dan merenungkan belas kasih Yesus. Hal ini mungkin terlihat seperti dua hal yang tidak sejalan, namun sebenarnya keduanya berjalan bersamaan: beristirahat dan berbelas kasih.
Kita tidak memberitakan Injil sendirian, tidak: Injil diberitakan bersama-sama, sebagai sebuah komunitas, dan untuk melakukan hal ini, penting untuk mengetahui bagaimana menjaga ketenangan: untuk mengetahui bagaimana menjadi sadar dalam menggunakan segala sesuatu, berbagi sumber daya, kemampuan dan karunia, dan tidak melakukan hal yang tidak perlu.