Perempuan itu telah jatuh ke dalam debu; Yesus meletakkan jarinya di atas debu itu dan menuliskan sebuah cerita baru untuknya.
Lukas menyoroti sukacita yang ada di dalam hati Zakheus. Sukacita yang dirasakan oleh seseorang yang merasa bahwa ia telah dilihat, diakui, dan terutama diampuni. Tatapan Yesus bukanlah tatapan yang penuh dengan celaan, tetapi penuh dengan belas kasihan.
Beginilah cara Yesus menyatakan hati Allah: Dia selalu berbelas kasih kepada semua orang; Dia menyembuhkan luka-luka kita sehingga kita dapat saling mengasihi sebagai saudara.
Selain jumlah rumah, ada unsur-unsur penting lain juga yang dibutuhkan, yang harus diperhatikan sebelum membentuk provinsi, yaitu jumlah anggota yang cukup, kelayakan dan kemandirian ekonomi, karya kerasulan yang memadai dan jauh lebih penting juga adalah kematangan manusiawi misioner para anggota.
Beban kendi di kepalanya, setiap kali ia pulang ke rumah, mengingatkannya akan kondisinya, akan kehidupannya yang sulit. Namun kini buli-buli itu ditinggalkan di kaki Yesus. Masa lalu tidak lagi menjadi beban; dia telah berdamai.
Pengurus kebun yang sabar ini adalah Tuhan, yang menggarap tanah kehidupan kita dengan penuh perhatian dan dengan penuh keyakinan menantikan kembalinya kita kepada-Nya.