Paus menerangkan, Tuhan Yesus berjalan di atas air berarti Tuhan Yesus menempatkan musuh kita di bawah kaki-Nya. Air danau dan gelombangnya sebagai simbol kuasa kejahatan telah ditaklukkan-Nya di bawah kuasa-Nya.
Mereka terbuka kepada Tuhan dan membiarkan diri mereka takjub akan karya-karya-Nya. Mereka tahu bagaimana membaca tanda-tanda-Nya, mengagumi keajaiban cinta-Nya!
Masing-masing kita, saudara dan saudari, adalah seorang nabi. Nyatanya, dengan Pembaptisan, kita semua menerima karunia misi kenabian (bdk. Katekismus Gereja Katolik, 1268). Nabi adalah seorang yang, berdasarkan Pembaptisan, membantu orang lain membaca masa kini di bawah karya Roh Kudus.
Tetapi persis seperti inilah – seperti halnya di dalam Paulus dan di dalam semua orang kudus – tampak bahwa Tuhanlah yang menguatkan Petrus dengan kasih karunia-Nya, yang mempersatukan kita dengan kasih-Nya, dan mengampuni kita dengan belas kasihan-Nya.
Dia tetap yakin bahwa bahkan ketika Tuhan memberinya “roti penderitaan dan air penderitaan” (Yes 30:20), Tuhan sendirilah yang akan segera menjawab seruannya dan mengelilinginya dengan kasih karunia-Nya. Inilah rahasia semangat apostolik: relasi yang terus-menerus dengan Tuhan.
Yesus, bagaimanapun, berkata untuk tidak takut, bukan karena semuanya akan baik-baik saja di dunia, tidak, tetapi karena kita berharga bagi Bapa-Nya dan tidak ada yang baik yang akan hilang.