Sikap penabur yang ekstrem, total, dan melelahkan itu membuat saya mengingat kembali hari Paskah Paus Fransiskus, pencurahan tanpa henti ke dalam berkat dan pelukan umat-Nya, sehari sebelum dia meninggal. Tindakan terakhir dari penaburannya yang tak kenal ampuh adalah proklamasi belas kasihan Tuhan.
Injil memberi tahu kita bahwa justru pada saat-saat kegelapan inilah Tuhan datang kepada kita dengan cahaya kebangkitan, untuk menerangi hati kita. Paus Fransiskus mengingatkan kita akan hal ini sejak pemilihannya dan sering mengulanginya kepada kita, menempatkan sukacita Injil sebagai pusat kepausannya
Bersatu secara rohani dengan seluruh umat Kristiani, kita berada di sini dalam jumlah besar untuk mendoakan Paus Fransiskus, agar Tuhan dapat menyambutnya ke dalam kebesaran kasih-Nya.
Kita harus mencarinya dan inilah mengapa kita tidak boleh berdiam diri. Kita harus mengambil tindakan, berangkat untuk mencarinya: mencarinya dalam kehidupan, mencarinya di wajah saudara-saudari kita, mencarinya dalam urusan sehari-hari, mencarinya di mana-mana kecuali di makam.
Kristus yang telah bangkit adalah titik balik yang pasti dalam sejarah manusia. Dia adalah pengharapan yang tidak pernah pudar. Dia adalah kasih yang menyertai kita dan menopang kita.
Cinta selalu merupakan sebuah komitmen, selalu ada sesuatu yang harus kita hilangkan untuk menuju ke arah yang lain.